Situasi Awal

Picture3Stasi ini terletak di desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Awal masuk kekatolikan ke stasi ini tahun 1939. Yang memperkenalkan kekatolikan adalah P.Sybrandus Van Rossum OFMCap. Di tahun itu juga, stasi ini masih bagian dari Paroki Sibuntuan (Porsea).

P. Sybrandus mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat termasuk dari bapak
Emmanuel Sitorus selaku kepala kampung pada saat itu di desa Sionggang. Setelah P.Sybrandus berbincang-bincang dengan masyarakat dan bapak Emmanuel Sitorus, mereka membentuk peribadahan yang pada awalnya dilakukan di kediaman bapak kepala kampung tersebut. Situasi yang demikian disebabkan karena pada saat itu gedung gereja di stasi tersebut belum ada. Bapak Emmanuel Sitorus sebagai vorhanger I (sejak 1939).

Masa Pembangunan

Pada tahun 1941 umat bersama dengan P. Sybrandus mulai membangun gereja darurat dengan berukuran 4 x 5m. Sedangkan tanah lokasi tanah berdirinya gereja meruapakan pemberian secara sukarela dari bapak Emmanuel Sitorus selaku vorhanger pertama pada saat itu. Dengan semangat iman dan disertai umat yang semakin berkembang, gereja dipugar menjadi bangunan sederhana dan selesai tahun 1942. Setelah selesai direhap, bangunan itu di sita Jepang dan dijadikan sebagai lumbung padi. Kemudian para misionaris pun ditangkap, dan para umat tidak seorangpun mengetahui keberadaan ke mana mereka dibawa.

Sepuluh tahun lamanya gereja ini ditutup. Seluruh kegiatan umat di stasi ini menjadi lumpuh. Di tahun 1951, stasi kembali hidup. Jumlah umat semakin bertambah ibarat benih yang jatuh ditempat yang subur. Pada tahun 1954 stasi ini beralih menjadi naungan Paroki Parapat yang dilayani oleh P.Jenniskens OFMCap. Gereja permanen dibangun pada tahun 1987.

Perkembangan Umat

Stasi yang mayoritas penduduknya bertani ini, pada awalnya hanya 15 kk di tahun 1939. Di tahun 1954 jumlah umat bertambah menjadi 35 KK (sudah beralih ke Paroki Parapat seiring berdirinya Biara Kapusin Parapat). Buah-buah iman umat tumbuh dan berkembang dengan mempersembahkan beberapa puteri terbaiknya untuk mengabdikan diri kepada Gereja. Di tahun 1987 sebanyak 77 KK. Banyaknya jumlah umat dibagi dalam 6 lingkungan yakni Lingkungan Sadomu, lingkungan Rura, lingkungan Huta Pining, lingkungan Lumban Latong, lingkungan Lumban Rang. Hingga pada akhir tahun 2011 jumlah umat mencapai 136 KK dengan jumlah jiwa 740 orang.

Kepengurusan

Pada tahun 1939 Bapak Emmanuel Sitorus terpilih menjadi Vorhanger I yang merupakan kepala kampung dan menjadi peletak dasar iman katolik di stasi ini. Vorhanger II yakni bapak Daniel Manurung. Bapak ini mengabdi sebagai Vorhanger selama 13 tahun yakni mulai tahun 1941-1954. Bapak Hitar Sitorus menjadi Vorhanger III (tahun 1954-1986) bapak inilah vorhanger yang paling lama (32 tahun). Hal ini disebabkan karena potensi pelayanan yang dimiliki Bapak Hitar Sitorus. Bapak Surta Sitorus bertugas selama 2 tahun pelaksana Vorhanger karena Bapak Hitar Sitorus sakit. Periode tahun 1986-1991, Bapak Surdin Sinaga sebagai Vorhanger IV. Bapak yang humoris ini menjabat selama 15 tahun.

Setelah berakhirnya kepengurusan beliau, terpilihlah bapak Jepri Manurung sebagai vorhangGerejaV(2002Katolik-2008). Kepengurusan Gereja tidak berhenti begitu saja maka setelah kepengurusan bapak Jepri Manurung dilanjutkan oleh Bapak Marisi Sirait tahun 2008 sampai dengan sekarang (vorhanger VI). Pengurus Gereja sekarang: Surdin Sinaga, Efendi Situmorang, Wastyn Gutom, Panahatan Nababan, Gherdayana Manurung, Rusman Panjaitan, Denni Sitorus, Marimbun Manik, Yunita Siahaan, Jamson Manurung dan Anita Rosmauli Manurung

Karena begitu pesatnya perkembangan jumlah umat, gedung gereja sekarang sungguh tidak mampu lagi menampung umat yang datang ke gereja untuk setiap Minggunya dan pada hari-hari perayaan lainnya. Umat sudah banyak yang harus duduk di luar gereja untuk mengikuti peribadatan. Melihat kondisi ini maka bersama pastor paroki RP. Hiasintus Sinaga merancang perataan pertapakan gedung gereja yang baru dan sekaligus perancangan pembentukan Panitia Pembangungan Gereja Santa Maria Aek Natolu.

a-natolu2
RP. Hiasintus Sinaga dan Kepala Desa A.Natolu serta E. Situmorang

Maka pada tanggal 19 Agustus 2016 dimulai perataan tanah dengan alat berat. Perataan tanah tahap pertama selesai pada tanggal 20 Agustus 2016 termasuk pemindahan ruangan rapat dan temu asmika. Melihat konsidi luas tanah yang sudah diratakan ini, ternyata masih jauh lebih cukup dari yang diharapkan. Untuk itu ada rencana untuk mendekati Kepala Desa Aek Natolu  (Bapak Polmer Sitorus) untuk memohon bantuannya untuk bersedia memberi tanahnya untuk menjadi pertapakan gereja baru yang sedang dirancang. Pada perataan tanah tahap pertama ini, sebenarnya Pak Kepala Desa sudah bermurah hati untuk mengijinkan menyerahkan sedikit tanahnya yang di dalamnya masih tertanami cabai milik Bapak Kepala sendiri. Saat itu Beliau mengatakan kepada pastor paroki dan panitia yang hadir pada saat perataan tanah bahwa tak perlu mebuat surat penyerahan tanah, cukuplah niat baik di antara kita, dan foto di samping ini merupakan bukti penyerahannya.

a-natolu1
P. Hiasintus dengan Anggota Panita Pemb. Inti

Untuk lebih menindak lanjuti rencana pembangunan gereja ini maka pada tanggal 2 Oktober 2016 Pastor Hiasintus melantik pengurus inti dari Panitia Pembangunan Gereja Santa Maria Aek Natolu dengan susunan sebagai berikut: Ketua Panitia : Juanto Sitorus; Wakil Ketua: Jamson Manurung; Sekretaris: Lasma Rohana Sirait; Wakil Sekretaris: Juria Sitorus dan Bendahara: Roslin Manurung. Pelantikan ini terjadi berketapatan dengan pembukaan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario. Pada saat ini, pastor paroki dalam kotbahnya meneguhkan panitia agar tetap berpengaharapan dalam iman seperti Bunda Maria teristimewa saat mengalami kesulitan dan tantangan dalam mengemban tugas kepanitiaan ini. Umat juga sangat banyak yang hadir dalam pelantikan ini dan sangat diharapakan agar segenap umat mendukung panitia yang dengan hati yang tulus bersedia mau bekerja keras untuk kelancaran pembangunan ini.

a-natolu3
P. Hiasintus dengan Pengurus OMK

Pada saat yang bersamaan dengan pelantikan Pengurus Inti Panitia Pembangunan, pastor paroki juga melantik Pengurus OMK Stasi yang sudah terpilih. Pelantikan pengurus OMK ini merupakan suatu jawaban dari gerakan atau program Keuskupan Agung Medan yang disebut dengan Mega Bina Iman Kaum Muda Gereja sebagai tunas dan penerus Gereja yang sesungguhnya. Susunan Kepengurusan Orang Muda Katolik Stasi Santa Maria Bunda Allah Aek Natolu masa bakti 2016 – 2018 terdiri dari : Ketua : Elisabeth Febriayanti Sinaga; Wakil Ketua : Vras Koni Gultom; Sekretaris: Vikki Jayanti Gultom dan Bendahara: Julienita Manurung. Program pertama yang mereka sudah canangkan ialah untuk mengkoordinir dan mempersiapkan misa OMK di stasi sekali 2 bulan dan sekaligus juga ikut mendukung kegiatan rohani anak-anak sekolah remaja dan muda-mudi yang duduk di bangku SMP dan SMA di kecamatan Lumbanjulu-Tobasa.