Situasi Awal

Pada tahun 1954 Pastor Jeniskens OFMCap dari paroki Parapat mengadakan kunjungan pertama ke Desa Sipolha Lumban Tindang bersama dengan Bapak A. Flora Sirait. Mereka berangkat dari parapat dengan meng-gunakan kapal. Setibanya di Desa Sipolha, beliau berhenti di salah satu perkampungan yang bernama Dusun Beringin tepatnya di warung kopi Bapak Satik Siadari. Pastor tersebut memperkenalkan katolik kepada bapak Satik Siadarai.

SipolhaBeberapa minggu kemudian, pastor berkunjung agi ke kampung ini. Ternyata sudah 15 kk yang tertarik. Para simpatisan itu mendapat berita kekatolikan dari Bapak Satik Siadari dan menerimanya. Para simpatisan itu mendapat pendampingan dari Bapak A.Flora Sirait selama satu tahun.

Pada tahun 1957, Pastor mengadakan pembabtisan massal termasuk bayi, anak-anak, remaja dan yang sudah dewasa. Jumlah umat pada saat itu sebanyak 35 kk. Kemudian dengan hasil musyawarah bersama, mereka sepakat untuk mengadakan peribadahan di kediaman Bapak Satik Sirait selama 2 tahun menunggu berdirinya bangunan gereja.

Pembangunan Fisik Gereja

Pada tahun 1958, berdirilah gereja darurat dengan ukuran 6 x 10 meter yang berlantai tanah, berdinding papan, dan beratapkan seng dengan ukuran tanah 20 x 24 meter. Tanah itu diberikan oleh Bapak Katiur Damanik hanya sebagai hak pakai hingga pada saat ini. Setelah 10 tahun lamanya tepatnya tahun 1970, bangunan diperluas menjadi 6 x 13m.

Pembangunan gereja Stasi Santo Markus Sipolha tidak berhenti sampai disitu saja, tetapi mereka selalu berusaha bagaimana suapaya mereka nyaman dalam malaksanakan peribadahan pada setiap hari minggunya. Maka mereka membuat perencanaan pembangunan gereja yang permanen tepatnya mulai tanggal 15 Januari 2012 yang lalu. Bangunan megah itu diresmikan 18 November 2012.

Kepengurusan dan Perkembangan Umat

Vorhanger I pada tahun 1955 adalah Bapak Johanim Sidabutar dengan jumlah umat 35 kk. Vorhanger II Bapak Jintarea Ambarita. Vorhanger III adalah Bapak Tabin Fabianus Pada tahun 1975 terjadi pemekaran yaitu stasi Ujung Mauli sehingga jumlah umat di Stasi Sipolha menjadi 30 kk. Vorhanger IV adalah Bapak Ahmad Manik. Vorhanger V untuk 1990-1996 adalah Oloan Sinurat. Vorhanger VI (1997- 2000) Bapak Maringan Sinurat dengan jumlah umat 35 kk. Vorhanger VII (2001-2007) terpilihlah Bapak Japun Damanik dengan jumlah umat 36 kk. Vorhanger VIII adalah Bapak Janner Siadari (2007-2011). Vorhanger IX (2011-1014) adalah Bapak Japun Damanik dengan jumlah umat 39 kk. Untuk menuju suatu kesuksesan maka diperlukan kerjasama yang baik dengan seluruh umat dan pengurus gereja. Sintua yang ada pada saat ini adalah Janner Siadari, Rudi Manik, Penta Ambarita, Oloan Sinurat, Yohana br Sinaga, Maringan Sinurat, Hulina br Lubis, Merli br Napitu. Stasi ini dibagi manjadi 3 lingkungan yakni: Lingkungan Pantai, Lingkungan Gereja, dan Lingkungan Juma Harangan. Hingga kini jumlah umat 37kk dengan jumlah jiwa 182 orang.